Tuesday, March 23, 2010

Sejatinya Mungkin Tak Pernah Ada...



Sejatinya Mungkin Tak Pernah Ada...


Pada rentetan senja hari ini, kemarin, dan esok. Ada sunyi yang tak pernah berubah dalam lipatan-lipatan hari. Saat mulai terbiasa duduk mematung sendirian di tepi jendela, lekat-lekat memandang langitMU mencari garis-garis rindu agar bisa kusatukan ketika senja membungkus kota lalu langit mulai gelap dan lembayung jingga tenggelam.

Gerimis deras membasuh rumput. Satu dua burung layang menerobos bilur air hujan. Saat itu pula menapikkan kabut buram yang menggantung dimata. Berfikir, terpekur, menghela nafas panjang hingga memecah sepi. Kini mencari senyum tulus yang sering hilang, kumulai mencungkil berbagai potongan kenangan dulu.

Tahukah kau apa yang sebenarnya sering kupikirkan tiap berdiri di sini menatap langit dan hamparan sawah di sebalik jendela? Atau menatap awan tipis yang menutupi bintang gemintang dan purnama. Aku berusaha mengerti apa yang sedang dijelaskan hati lalu mengulang pertanyaan semula, lebih lirih, “Buat apa kau memikirkan kekhawatiran, rasa cemas, yang sejatinya mungkin tidak pernah ada? Bukankah kehidupan hanya sesederhana itu?” Pada rentetan senja hari ini, kemarin dan esok. Aku benar-benar terdiam. Tertunduk dalam-dalam.

0 komentar: