Monday, October 25, 2010

Beri Aku Mesin Waktu



Suasana lengang.
Aku duduk di bawah pohon yang menggugurkan daun berkilat-kilat disinari cahaya matahari dan pemandangan langit seperti butiran cat berwarna-warni. Ada beberapa layang-layang di angkasa. Serasa berada di musim gugur namun sayang Pontianak tidak melalui empat musim. Jika saja iya, musim gugur pasti selalu kunanti.

Sesungguhnya ada yang terbersit di otakku. Siang ini jika saja aku diberi mesin waktu ingin kuputar langkah berjalan mundur ke belakang agar tak bertemu persimpangan selanjutnya kupintas jalan. Yah, jika saja kupunya mesin waktu.

Namun Tuhan berkehendak lain, sudah tercatat di Lauhul Mahfuz persimpangan itu. Terkadang ada kesah yang hampir menyesak di dada. Yang kadang-kadang menimbulkan kebat-kebit di hati. Aku sendiri lebih suka bungkam, duduk sendiri, menulis. Pun kadang-kadang semua membaur membentuk keasingan. Nelangsa? ah, tidak juga.

"Tenang kau hanya perlu membiasakan diri" ini ucapku kemudian.
Lalu kutenggelamkan masa yang pernah ada. Dan benar, benak perempuan sering dihuni oleh akal yang fantastik.

Ya Rabb, terima kasih. Aku mungkin tak perlu lagi meminta waktu diputar kembali. Seharusnya bibir ini terus menerus berkerumut mengucap syukur. Karna Engkau tak pernah meninggalkan hamba yang daif ini.

Ptk, 26.10.2010

0 komentar: