Monday, November 29, 2010

Menjadi Perempuan, Sebuah Kebahagiaan sekaligus Perenungan




Saya bahagia menjadi seorang perempuan. Sangat bahagia. Karena tak ada pilihan lain selain rasa syukur pada setiap takdir dariNya. Islam menempatkan saya sebagai parameter sebuah peradaban. Perempuanpun dinilai sebagai mutiara dan dilindungi.  Keistimewaan lain adalah melahirkan merupakan jihad bagi seorang perempuan dan  menjadi seorang ibu merupakan hal yang bisa mengantarkan seorang perempuan mendapat kedudukan yang lebih tinggi. Sebuah kebahagiaan sekaligus juga menjadi sebuah perenungan bagi saya. Mengapa perenungan?? Mari kita simak baik-baik,



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap DUNIA dan WANITA, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil DARI KAUM WANITA.” 
(HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya untuk berhati-hati dari fitnah wanita, dengan sabda beliau:
“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
“Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, syaitan menghiasnya (dalam pandangan pria sehingga terjadilah fitnah).” (Dishahihkan Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi, Al-Misykat no. 3109, dan Al-Irwa’ no. 273. Dishahihkan pula oleh Al-Imam Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi'i rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)

Makapun, ada masa saya berfikir dengan dalam,


“Tuhan, adakah gerak-gerik saya, tingkah laku saya, kata-kata saya, pandangan saya menjadi fitnah bagi dunia, bagi setiap laki-laki beriman. Jika selama ini iya, mohon maafkan Ya, Rabb…”


0 komentar: