Thursday, August 27, 2009

Cantik


Cantik


Ada tawa yang saya tahan saat membaca artikel singkat yang baru ditulis dari seorang novelis Sakti Wibowo berjudul “Kecantikan” beberapa waktu lalu. Pasalnya beliau mengatakan kurang lebih begini “Jika ada laki-laki atau ikhwan yang menolak calon pasangannya karena TIDAK CANTIK, itu namanya KURANG AJAR”. Saya tertawa karena kalimat itu terlontar dari mulut yang nota bene seorang laki- laki juga. Sekali lagi masih saya temukan seseorang yang menilai perempuan bukan karna wajahnya. Ya, orang- orang yang dapat menghargai para perempuan tak cantik termasuk saya. Artikel tersebut berakar dari seorang teman akhwatnya yang sedang menjadi mediator ta’aruf merasa begitu kesal kepada Si ikhwan (laki-laki) karena menolak ta’aruf dengan seorang akhwat (muslimah) dengan alasan akhwat tersebut tidak cantik. Mengharapkan mendapat isteri yang cantik sih sah- sah saja namun menjadikannya syarat menikah hingga menolak rasanya saya pun sependapat dengan Sakti Wibowo kalau itu sikap yang “gimana gitu”.


Siapa sih yang tak ingin cantik meski kecantikan itu relatif. Saya kira tak satu pun perempuan didunia ini yang ingin terlahir dengan wajah tak sedap dipandang mata. Namun hanya Allah yang punya kuasa menciptakan makhluk dengan berbagai paras. Ketika kita menilai seseorang karena wajahnya tak menarik itu artinya juga mengkritik ciptaanNya.

Cantik hanya ketika melihat performance awal seseorang, melihat rupa wajah, selebihnya jika kita sudah mengenal lebih dalam penilaian biasanya lebih pada kepribadian, tutur kata dan sikap. Apakah kata dan sikap, kepribadiannya memiliki kecantikan seperti parasnya. Apalagi jika perempuan yang berwajah cantik itu sudah dimiliki oleh si lelaki, sudah menjadi istrinya, ditemuinya dan dilihatnya setiap hari.


Umur kecantikan wajah tidaklah lama, semakin bertambah usia kecantikan seseorang semakin memudar. Hanya kecantikan akhlaq dan hatilah yang lebih abadi. Kecantikan yang dibungkus dengan keimanan yang membuat diri kita betah berlama- lama membangun hubungan dengan orang tersebut, apapun bentuk hubungan itu, pendamping hidup, sahabat, teman kerja atau lainnya. Wallahu’alam.

0 komentar: