Tuesday, December 29, 2009

Aku Cemburu


Aku Cemburu



“ Biarkan aku cemburu pada setiap perempuan yang khusyu hidup bersamaMU dan jangan biarkan Aku membuatMU cemburu, Tuhan.”



Ada risau berpendar dalam hati sedari bangun tidur dini hari. Risau yang menggelegak dan tak bisa kubendung. Aku mencoba untuk menterjemahkannya, meraba perasaan dan mengetahui bahwa kerisauan serta kegelisahan yang teramat dalam tersebut berasal dari rasa bersalah pada semua tingkah tak baik kemudian melahirkan rasa cemburu. Jujur aku sedang cemburu pada perempuan yang begitu gigih meraih cinta. Ya, aku benar-benar cemburu pada setiap perempuan yang sibuk mencari perhatian DIA, khusyu hidup bersama Tuhannya. Sebuah perasaan yang kuyakin ini adalah rasa yang benar, kerisauan yang kuletakkan pada tempatnya. Mungkin kita sama-sama pernah mengalami rasa cemburu pada setiap manusia sholeh yang begitu taat pada setiap perintahNya.



Dan tidak. Aku tidak sedang mengatakan bahwa diri adalah orang baik yang memiliki kesadaran tinggi. Bahkan mengklaim diri adalah wanita sholeha. Kalau boleh meminjam sebuah istilah yaitu “ Perempuan Akhir Zaman” aku ada dalam daftar tersebut. Karena itu aku hanyalah seorang perempuan akhir zaman yang seringkali tertatih menata hidup serta hati agar selalu dalam fitrah dan menjadi sholeha. Sebenarnya sungkan untuk mengatakan, namun tulisan ini hadir hanya sebuah reaksi dari apa yang aku keluhkan pada diri sendiri. Sekali lagi bukan untuk mempublikasikan bahwa aku adalah wanita sholeha. Sehingga menjadi salah satu alasan mengapa aku selalu tak begitu ingin menulis dengan tema-tema yang berbau “Akhwat Sholeha” atau sejenisnya.



Tertatih langkahku menjemput setiap perintahNya, tak selalu erat tangan mengenggam tiap hidayahNya. Pagi ini kembali bertanya pada jiwa, “Ingin terbang ke langit dengan iman seadanya? Adakah dirimu seperti Elang? Sayap kanannya adalah kerinduan bertalu- talu terhadap syurga sedang sayap kirinya ketakutan pada neraka.” Rasanya memang tak layak berharap syurga dengan persembahan kebaikan tak seberapa, juga mungkin ikhlas yang tak ada. Bahkan, Aku hanya seekor pipit yang tak punya sayap seperkasa Elang, sayapku lunglai karena kesalahan.



“Namun aku ingin tetap terbang ke langitMu dengan sayap kecil ini, ingin terus mencari dan memungut sejumput demi sejumput taqwa, Tuhan.”



Sebuah pagi penghujung desember dan kerinduan menjadi sholeha dimataMU.

Pontianak, 29 Desember 2009

Vitha

2 komentar:

Pengembara Masa said...

di rumah baruku aku tulis beberapa hari yang lalu.."Tiba-tiba aku "Cemburu"..."..seperti mbak..tp aku cemburu pada ikhwan soleh yang senantiasa takut akan adzabnya dan berusaha meski tertatih untuk menjadi hamba dambaan-Nya yang dicinta..di rumah yang ini http://arysagusman.multiply.com/notes/item/35..namun selalu saja ada halangan utk mnls kecemburuanku..huffh..:'(

sisiungu said...

Hmm..ternyata kita merasakan hal yang sama. Sebenarnya juga sudah lama ingin menuliskan ini, baru pas pagi itu merasakan cemburu yang berat dari biasanya.

Semoga Dia memberikan penguat agar kita bisa menjadi sosok yg lebih baik karena keceemburuan ini, amin.

OK.ntar tak kunjungi blogmu.