Selamat jalan, Kakek...
Hari ini cerah, langit biru, matahari pecah sinarnya. Namun mendung bergelayut dirumahku.
“Nak, kakekmu meninggal dunia.”
Aku pun sudah menyiapkan rasa kehilangan sejak kabar demi kabar terakhir tentangmu datang. Rasa yang selalu bermakna sedih. Rasa yang hanya singgah dihati orang-orang yang pernah merasa memiliki. Meski dihari-hari kemarin menyimpan berjuta harapan agar engkau kuat dalam melewati masa kritis dan Allah memberimu celah kesembuhan. Tapi betapa Dia lebih tahu segala.
Kek, kini aku hanya bisa mengenang kebersamaan kita. Ketika sewaktu kecil aku merasa engkau adalah “musuh bebuyutan” karena diantara cucumu yang lain hanya aku yang selalu dijadikan bahan olokan lalu seiring bertambah usia kupaham bahwa itu adalah ungkapan sayang. Ketika hari yang paling kunanti setiap liburan panjang adalah perjalanan kita menuju kebunmu yang luas di perbukitan, dengan perahu melewati sungai, penuh perahu dengan cucu-cucu tercinta. Atau saat diskusi panjang kita berdua pada sebuah topik dan buku-bukumu di sebuah siang juga petuah-petuah sederhana yang kau katakan. Lalu senandung lagu masa muda yang kau nyanyikan dan diam-diam kudengar maknanya. Sungguh, ingin kuurai semua kisah kita, kisah- kisah yang tak bisa kutenggelamkan dengan mudah dan terus akan kusimpan.
Kakek, selamat jalan... Maafkan aku tak menungguimu saat terakhir. Jiwa ini pun tak abadi, semoga IA memberikan kebaikanNya agar kita dapat berkumpul di syurga. Sepulang urusanku selesai dikota ini, aku akan menjenguk ditempatmu bersemayam, bertafakur sejenak melepas rindu setelah lebih setahun kita tak bertemu.
I love you, Grandfa…
Kamis, 28 Januari 2010
1 komentar:
i'm very2 proud of u, grandfa..
Post a Comment