Aku sudah berjanji tak ingin banyak mengucap
tapi tetap saja bibir berceloteh banyak
seperti biasa dan hanya denganmu
warna-warna senja yang mengantar kita
pada kedamaian angin
atau saat gerimis ribut turun mengantar nyanyian
dentum-dentum itu mungkin pernah ada
lalu peduli apa dengan jejak perbedaan
tak pernah kubiar diri sendirian dicekam rasa
agar angkasa dapat kita terbangi berdua
hari penuh rona ku berfikir
tak patut perempuan seperti kita menangis
perempuan semacam kau dan aku
yang sewaktu bisa bersuara keras
yang tak hanya mengatup mulut dan merasa perih
meski akhirnya aku benci dengan ketegaran
Pontianak,
Vitha
Monday, December 20, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment