Jika aku sebuah pesawat,
apa
yang kau pikirkan tentangnya?
Jika
aku sebuah pesawat terbang, aku ingin selalu dapat mengantarkan seseorang
kepada kerabat yang dirindukan meskipun dengan alasan sederhana, home sick. Tanpa
menafikan kebesaranNya yang berkuasa mempertemukan siapapun.
Jika
aku pesawat, aku ingin mengantarmu ke manapun menuju.
Alangkah
gembiranya karena kita kan bebas terbang, lebih dekat dengan langit melalui
kaca jendela. Serta melihat gumpalan-gumpalan awan putih berjalan pelan kemudian
pergi ke beberapa tempat yang disenangi dan inginkan.
Namun
sebenarnya maksudku kali ini, aku adalah sebuah pesawat sekaligus pilot tanpa
penumpang di dalamnya. Tanpamu. Sehingga kalau pesawat terjatuh tak ada korban
seorangpun. Tiada siapapun kecuali diri sendiri.
Aku
menguasai cockpit, tempat seorang pilot mengendalikan dan mengontrol pesawat. Aku
bebas mengarahkan pesawat kemana saja, menaikkan dan menurunkan hidung (nose)
pesawat. Bahkan untuk menstabilkan pesawat dalam arah longitudinal. Tetapi ada
hari di mana aku senang bermain-main. Seharusnya jika aku menginginkan berbelok
ke kanan aku akan menggerakkan stick
control ke kanan namun malah melakukan roll ke kiri.
Anggap
saja gerak yang dilakukan pesawat itu adalah pikiran. Ada saat aku tak ingin
mengendalikannya. Lalu meletakkannya dalam wadah yang salah namun masih berusaha
tak membuatnya mengendap. Atau membiarkan kemanapun ia hendak beranjak. Seperti
bagiku bulan-bulan yang bergulir semua dalam urutan Oktober, November, Desember,
bulan-bulan penghujan. Karena cuaca yang semakin sulit diprediksi dengan tepat
sehingga jika hujan deras turun sepanjang hari di bulan Mei aku tak perlu
terkejut dan selalu siap untuk basah kuyup. Atau aku menyimpan semua obat
racikan dokter dalam medicine box sepulang
memberitahukan sakitku kepadanya. Dan tak ingin menyentuh obat-obat tersebut
meskipun sudah dijelaskan aturan makannya.
Selanjutnya, langkah ini kuanggap paling bijak. Ketika kemudian aku sudah lelah. Lalu merasa takut melakukan
kombinasi gerak turun sambil take off, climb dan sebagainya. Aku harus mengembalikan
pikiran pada wadah yang sebenarnya. Bahwa
betapapun keadaannya. Bagaimanapun kondisinya. Setiap sisi, dinding, celah, rongga
kehidupan ini sepenuhnya tak ada yang kosong dari kemurahan dan kasih sayang
Allah. Sedang aku adalah butiran debu dan lebih kecil dari itu. Bahkan Dia yang
lebih tahu di mana kuletakkan pikiranku malam ini.
VCY, sisiungu.
Mei 2012, hujan turun.
3 komentar:
Waaahh... artinya jawaban saya di postingan yang lalu salah dooong. Nda jadi dapat traktiran. :D
Btw, templatenya kayak kenal. :D
Dan memang satu kekurangannya itu, kolom komenternya jadi berdempetan. Tidak seperti jika template nya baru digunakan. Overall, nice. :)
Awww, templatenya keren :D
@arya:
gak salah, hanya kurang tepat :)
he..iya templatenya sederhana itu yang menarik, saya juga agak kurang sreg sama kolom komentarnya yg dempet. makasih :)
@diniehz: yep, yg bikinnya hebat, hee :)
Post a Comment