Tuesday, May 29, 2012

Pikiran pada Wadah yang Salah




Jika aku sebuah pesawat, 
apa yang kau pikirkan tentangnya?


Jika aku sebuah pesawat terbang, aku ingin selalu dapat mengantarkan seseorang kepada kerabat yang dirindukan meskipun dengan alasan sederhana, home sick. Tanpa menafikan kebesaranNya yang berkuasa mempertemukan siapapun.


Jika aku pesawat, aku ingin mengantarmu ke manapun menuju.


Alangkah gembiranya karena kita kan bebas terbang, lebih dekat dengan langit melalui kaca jendela. Serta melihat gumpalan-gumpalan awan putih berjalan pelan kemudian pergi ke beberapa tempat yang disenangi dan inginkan.


Namun sebenarnya maksudku kali ini, aku adalah sebuah pesawat sekaligus pilot tanpa penumpang di dalamnya. Tanpamu. Sehingga kalau pesawat terjatuh tak ada korban seorangpun. Tiada siapapun kecuali diri sendiri.


Aku menguasai cockpit, tempat seorang pilot mengendalikan dan mengontrol pesawat. Aku bebas mengarahkan pesawat kemana saja, menaikkan dan menurunkan hidung (nose) pesawat. Bahkan untuk menstabilkan pesawat dalam arah longitudinal. Tetapi ada hari di mana aku senang bermain-main. Seharusnya jika aku menginginkan berbelok ke kanan aku akan menggerakkan stick control ke kanan namun malah melakukan roll ke kiri.


Anggap saja gerak yang dilakukan pesawat itu adalah pikiran. Ada saat aku tak ingin mengendalikannya. Lalu meletakkannya dalam wadah yang salah namun masih berusaha tak membuatnya mengendap. Atau membiarkan kemanapun ia hendak beranjak. Seperti bagiku bulan-bulan yang bergulir semua dalam urutan Oktober, November, Desember, bulan-bulan penghujan. Karena cuaca yang semakin sulit diprediksi dengan tepat sehingga jika hujan deras turun sepanjang hari di bulan Mei aku tak perlu terkejut dan selalu siap untuk basah kuyup. Atau aku menyimpan semua obat racikan dokter dalam medicine box sepulang memberitahukan sakitku kepadanya. Dan tak ingin menyentuh obat-obat tersebut meskipun sudah dijelaskan aturan makannya.


Selanjutnya, langkah ini kuanggap paling bijak.  Ketika kemudian aku sudah lelah. Lalu merasa takut melakukan kombinasi gerak turun sambil take off, climb dan sebagainya. Aku harus mengembalikan pikiran pada  wadah yang sebenarnya. Bahwa betapapun keadaannya. Bagaimanapun kondisinya. Setiap sisi, dinding, celah, rongga kehidupan ini sepenuhnya tak ada yang kosong dari kemurahan dan kasih sayang Allah. Sedang aku adalah butiran debu dan lebih kecil dari itu. Bahkan Dia yang lebih tahu di mana kuletakkan pikiranku malam ini.


VCY, sisiungu.
Mei 2012, hujan turun.


3 komentar:

arya.poetra said...

Waaahh... artinya jawaban saya di postingan yang lalu salah dooong. Nda jadi dapat traktiran. :D

Btw, templatenya kayak kenal. :D
Dan memang satu kekurangannya itu, kolom komenternya jadi berdempetan. Tidak seperti jika template nya baru digunakan. Overall, nice. :)

Dini Haiti Zulfany said...

Awww, templatenya keren :D

sisiungu said...

@arya:

gak salah, hanya kurang tepat :)

he..iya templatenya sederhana itu yang menarik, saya juga agak kurang sreg sama kolom komentarnya yg dempet. makasih :)

@diniehz: yep, yg bikinnya hebat, hee :)