Di langit siang benderang. Kota yang panas. Alunan musik tetangga menenggelamkan keinginan
untuk terlelap barang sejenak. Hari libur begini, kala matahari telah lewat sepenggal di atas kepala akan ada nada
dari belakang rumah yang membuat kepala berdenyut-denyut. Saya sendiri tidak
tahu dengan tepat di rumah mana suara nyaring musik itu berasal. Kadangkala saya heran
mengapa karaoke menjadi aktivitas yang dipilih padahal sudah peraturan
jamak kalau siang adalah jeda waktu untuk orang lain beristirahat. Yah,
sudahlah mari bersikap cuek. Irama baling-baling kipas angin yang teratur di
sudut ruang ini lebih merdu bunyinya.
Saya pasang headset.
Saya putar mp3 Koi. Tiba-tiba hati diliput haru. Banyak hal sebenarnya yang ingin
saya tuliskan. Namun otak sedari tadi berputar pada kesimpulan-kesimpulan yang
saya ambil setelah Allah tunjukkan sesuatu beberapa hari lalu.
“Jadi, apa yang
ingin kau katakan?”
“Kesadaran yang
saya awetkan sekarang.”
Bahwa berharap
memiliki rasa sabar dan syukur itu sama saja diri harus siap dengan segala tempaan
dari Nya. Mengharap meraih cintaNya sama saja diri harus yakin dengan jalan
taqdir dariNya. Saya paham. Kehidupan yang saya jalani sekarang pastilah
memiliki berjuta keajaiban yang Allah berikan. Hari ini, minggu depan, bulan,
kemudian di tahun-tahun yang kan datang. Mari, terus berbaik sangka pada Allah
bahwa semua perbuatanNya pasti benar, baik dan banyak hikmahnya walau tak
sesuai keinginan kita.
Adapun duka yang
dirasakan di hari lalu hanya perlu waktu untuk menetralisirnya sebentar. Jangan
tanya serupa apakah duka yang saya bungkus itu sebab kini tiada lagi gumpalannya berdesak-desak. Namun yang tersisa hanya syukur. Lagi-lagi cuma rasa
syukur. Dan sesungguhnya segala kesalahan yang terkenang kemudian membuat ada
keinginan menyeruak di dada yaitu belajar kembali untuk lebih “sederhana”, serta menjadi
sholeha. Meski tak mudah. Meski cuma Allah yang pantas menyematkan predikat
itu. Diri hanya berusaha.
Nah.
La haula wala quwwata illa billah…
Maret, 2013.
VCY, sisiungu.
5 komentar:
Karena sabar dan syukur itu saling beriringan, bukan begitu mba? :)
berbaik sangka kapan saja sama Allah ya kak.. :')
@zaldy: iya, bener Zal :
@diniehz: yups dear, meski kadang kita lalui jalan berliku untuk terus menjaga perasaan "baik sangka" padaNya... :)
iya kak, karena Allah sesuai dengan prasangka hamba-hambaNya.. husnuzhan padaNya segala sesuatu yang diberikannya adalah terbaik untuk kita ^_^
bener we :)
Post a Comment