Kau Perempuan Luar Biasa
Senja di jantung
Aku hanya ingin ini, wajahmu yang sejuk dan senyummu yang segar.
Kalau Tuhan mengabulkan,
Hei, jangan menangis. Mungkin perpisahan ini sudah terlalu panjang hingga tak tahu apa yang harus diceritakan terlebih dahulu. Aku juga rindu saat kita ngobrol dan tertawa-tawa atau hanya duduk, mengamati kendaraan dan orang-orang yang melintas. Menunggu senja rebah di hamparan
Aku masih
Semenjak pagi sudah kurekam tiap peristiwa yang pernah kita lewati dan kalimat-kalimat yang terus kau amini hingga langit menggelap. Suatu hari kau ajariku tentang hujan dan mencintai gerimis, mencintai jarum-jarumnya. Aku pun mulai menikmati dan menyukai pelajaranmu tentang hidup. Sekarang kumengerti bahwa hidup adalah masalah pilihan bagaimana kita menjalaninya. Kini aku sedang memacu kedua kaki untuk menjemputmu. Menjumpaimu kembali adalah hal yang terindah.
Senja ini, sepucuk puisi dibungkus kertas ungu untukmu, perempuan.
KAU PEREMPUAN LUAR BIASA
Kau perempuan luar biasa
mencintai Tuhan dengan cinta sederhana
Cinta disaat lebih
Cinta disaat kurang
Kau perempuan luar biasa
merekah bagai bunga
bagai kembang melati
anggun dan tak layu
bagai matahari di cakrawala membiru
Rumah Mimpi kita,
0 komentar:
Post a Comment