LELAKI SIPIT, TANPAMU AKU KAYA
Hari ini kulepaskan kau dari hatiku. Kulepaskan juga serpihan-serpihan memori tentangmu yang menyangkut di kepala agar kepala ini mampu kutengadahkan untuk menatap langit biru dan abu-abu. Setelah bahasaku yang terlalu sulit kau pahami juga ketidakpahamanku yang berasal dari kebodohan.
3 tahun yang lalu. Sejak hari perkenalan dalam sebuah training untuk mahasiswa baru dari seluruh fakultas yang berlangsung di luar kota mulai tercipta deburan rasa di dasar hati. Baru satu hari aku mengikuti training, aku sudah terkagum-kagum padamu. Kau yang begitu kharismatik dengan kemeja hijau toska dan celana gunung coklat muda menjadi moderator dihampir setiap sesi acara. Lelaki berwajah oriental, kulit putih dengan mata sipit.
Kehidupan berlanjut, kususuri lorong-lorong kampus. Kunikmati status baru sebagai seorang mahasiswa. Hingga beberapa minggu kemudian di sebuah siang mataku tertumbuk pada sosokmu di kejauhan. Si misterius bermata sipit dan berkemeja hijau toska. Jantungku berdegup kencang, meletup-letup. Haiyaaa…rupanya kita seatap, menimba ilmu di kampus yang sama. Tuhan, ini anugerah terindah, hehe…
Musim berganti, akhirnya rangkaian aktivitas telah mengakrabkan kita. Statusmu sebagai ketua dan aku berstatus magang di organisasi yang sama. Hingga membuat wajahmu kian sering tertinggal di hati. Degup jantungku masih sama tiap kali ketemu. Sejuta perasaan menghampiri. Perasaan fantastik dari seorang yang sedang jatuh cinta dan hatiku seolah di penuhi bunga-bunga dari syurga.
Aku jadi getol menunggumu lewat di depan ruang kuliah. Saat kau lewat, di mataku kau tampak seperti artis Shahrul Khan yang bermata sipit dan berkulit putih. Walau kadang-kadang aku kesal. Aku berfikir kau terlalu sombong dan cuek. Ah, nyebelin deh pokoknya. Kau tak berani menatapku yang cengengesan dan didera salah tingkah. Kau hanya menunduk ketika suatu kali kita membicarakan rangkaian agenda acara. Apa yang kau cari di lantai? Huh Sipit, please deh, aku tak sedang menjatuhkan uang.
Asal kamu tahu saja ya, kau telah membuatku jatuh miskin. Inilah rasionalisasi dengan logika. Betapa tidak, wajahku jadi miskin senyum. Ada hari-hariku diliput cemburu saat melihatmu terlihat akrab dengan teman wanita yang lain. Tak hanya itu, terlalu banyak mengingatmu menyebabkan timbul penyakit Short-Term-Memory, lupa sesaat dan hilang konsentrasi. Wajahmu membayang, mata sipit tersenyum manis mencengkeram hati. Kau hadir di langit kamarku, di bukuku, disetiap waktu ketika aku sendiri. Sedang untuk mengatakan rasa ini, aku terlalu takut. Kekonyolan yang kutelan mentah-mentah.
Kini, kulepaskan kau dari hatiku. Aku sudah hidup dalam atmosfir positif. Aku sudah lebih bijak menilai pengalaman ini. Kadangkala ada masa membawa ingatanku padamu, di detik itu pula aku pun bernyanyi dengan nada sesuka hati lagu Firman berjudul “Kehilangan” yang sudah kuubah beberapa liriknya seperti “aku gila” menjadi “aku kaya”, hehe..
sejujurnya aku bisa
hidup tanpa ada kamu aku kaya
seandainya kamu bisa
mengulang kembali lagi cinta kita
akan kusia-siakan kamu lagi
na..na..na..
Nelangsa banget? Tidak! Meski pernah ada air mata yang jatuh sarat dengan penyesalan. Tapi coba perhatikan wajah dengan senyum sumringah ini. Tak ada dendam sedikitpun padamu. Betapapun rasa mencintai itu indah. Meski tak langsung, darimu lah aku belajar untuk lebih mencintai Nya. Kutemukan secercah cahaya. Aku pun mulai belajar mencintai dengan perasaan tak lebih pada segala hal yang tak abadi. Agar tak ada rasa kehilangan yang mendalam saat harus melepas segalanya.
Pontianak,
Ketika berulang-ulang Firman melantunkan “Kehilangan” dan aku melantunkan “Kulepaskan”
(Kisah seorang sahabat)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Temans, kemarin2 saya lagi iseng ngikutin lomba nulis di FB dengan tema "Kulepaskan Kau Dari Hariku" yang diadain Mba Gita dkk. Subhanallah, ada 370an peserta. Meski akhrinya tulisan ini tereliminasi juga dengan sisa 150an peserta lagi. Senang bisa mencoba, Keep Writing ^_^
4 komentar:
ehmmm.. pengalaman pribadi yang . . ?
bikin “aku gila” menjadi “aku kaya”, hehe.. klo bisa.. gak papa deh hidup miskin, asal jangan gila :-)
ngemeng-ngemeng,,saye tersinggung ni.. LELAKI SIPIT ? :-p
Saye baru nyadar kalo Ente SIPIT :D
wakakakakaka...
kayaknye saye tau orangnye ni..
baru ktmu sekali si same beliau..
tp wktu beliau ngobrol, ade nyebutin nama saudari.. ciyaaaa..
Nerka jak tu, he
lha ini kan cerita temanku, dwijee :)
Post a Comment