Angin bertiup lembut mengantar rintik tipis
demi rinai yang selalu kurindu
merebas dingin di ujung ingatku
kini ku tak lagi perlu waktu
biar hilang memori yang menempel pelan di labirin kepala
yang kuselip di alamat tak bertemu
dan ku mulai lupa
seperti doa malam kemarin jua hari selanjutnya
aku yang sendiri meminta, “ Tuhan buat aku lupa”
lalu ku berjanji tuk mengemas air mata dan tak membuatnya mengalir
untuk hal-hal yang tak seharusnya
Pontianak, 06.04.2011
5 komentar:
Bagus puisinya...:)
Salam kenal dikunjungan pertama
ada saatnya mesti melupakan dan sebaliknya
cinta..apa kabar..?
PUISINYA Bgus,,, iyah...
labirin apa tokh mbak???
@ivone: makasi. Salam kenal juga :)
@bdian: Yup, benar. Semuanya akan membuat kita bisa melewati suatu hal labih elegan..
@Lukisan: aku baik2 saja. Ehm, blog baru nih ^^
@Nur: makasi. Labirin= Jalan yg berbelok2 yang ketika kita masuk sulit untuk keluar lagi. Hanya metafor :)
Post a Comment