Wednesday, April 6, 2011

Tuhan, Buat Aku Lupa



Angin bertiup lembut mengantar rintik tipis
demi rinai yang selalu kurindu
merebas dingin di ujung ingatku

kini ku tak lagi perlu waktu
biar  hilang memori  yang menempel pelan di labirin kepala
yang kuselip di alamat tak bertemu
dan ku mulai lupa
seperti doa malam kemarin jua hari selanjutnya
aku yang sendiri meminta,  “ Tuhan buat aku lupa”
lalu ku berjanji  tuk mengemas air mata dan tak membuatnya mengalir
untuk hal-hal yang tak seharusnya

Pontianak, 06.04.2011

5 komentar:

ivonie said...

Bagus puisinya...:)

Salam kenal dikunjungan pertama

Dian prawira said...

ada saatnya mesti melupakan dan sebaliknya

Lukisan Senja said...

cinta..apa kabar..?

Annur Shah said...

PUISINYA Bgus,,, iyah...

labirin apa tokh mbak???

sisiungu said...

@ivone: makasi. Salam kenal juga :)

@bdian: Yup, benar. Semuanya akan membuat kita bisa melewati suatu hal labih elegan..

@Lukisan: aku baik2 saja. Ehm, blog baru nih ^^

@Nur: makasi. Labirin= Jalan yg berbelok2 yang ketika kita masuk sulit untuk keluar lagi. Hanya metafor :)