Ketika engkau bercerita padaku betapa
banyak kesalahanmu, ketahuilah aku lebih merasa kesalahanku padaNya jauh lebih
banyak. Karenanya semoga kita masih memiliki hati yang mau memohon ampun dalam tiap aturanNya
yang mungkin saja tidak kita ketahui hingga kita langgar.
Memohon ampun pula atas hari penuh kesia-siaan yang tak kita hindari tapi sering kita sesali dan dalam tingkah
yang mengedepankan nafsu juga segala nikmat
nafas, makanan, senja yang gerimis serta pelangi yang melengkung di langit. Beragam
hal karena sudah dianggap wajar sehingga lupa menjadikannya pelajaran agar hati mampu bersyukur serta semua
titipan yang kadangkala tidak kita gunakan sesuai permintaaNya.
Seperti halnya kebahagiaan dan nikmat yang telah Ia berikan, kita
pun tak mampu menghitung seluruh kesalahan karena sudah terlalu banyak. Kalaulah
Allah ingin menampakkan segala aib sekian tahun silam hingga detik ini dihadapan
manusia barangkali tak ada satu pun yang ingin melihat rupa kita.
Duhai diri perlulah bertanya pada diri sendiri,
Sudah seberapa jauhkah dirimu dariNya?
Masih adakah sisipan perasaan bangga serta menganggap diri lebih dari orang
lain?
Semoga saja tidak. Semoga serta merta luruh saat mengetahuinya mulai
tumbuh.
“Ya Allah, tiada Tuhan selainMu..
kuberlindung padaMU dari segala
salah,
ampuni segala dosaku..”
april, masih membaca diri.
VCY, sisiungu
6 komentar:
Kesalahan kita terlalu banyak sampai tak bisa dihitung :(
NikmatNya pun terlampau banyak tak terhitung, sebanyak ampunanNya yang saaaangat luas.
benar sekali dear :)
mari kita berbenah diri...
iya :)
Dan tak ingatkah kita kepada satu manusia termulia itu? Beliau, yang dijuluki Al-Amin.. Beliau, yang diutus tuk menjadi Rahmatan lil Alamin? Terjamin kemulian untuknya, pun beliau tak lupa. Ratusan kali bibirnya basah oleh Istigfar..
Lalu, kita yang penuh kekurangan ini, masihkah berkeras untuk sombong?
Syukran, postingannya mengingatkan kembali. Mari, berhenti sejenak tuk memaknai.. :)
sama2, juga mengajari diri saya sendiri :)
Post a Comment