Friday, April 6, 2012

[masih] Membaca Diri



                                                                                    CarolynCochrane

Ketika engkau bercerita padaku betapa banyak kesalahanmu, ketahuilah aku lebih merasa kesalahanku padaNya jauh lebih banyak. Karenanya semoga kita masih memiliki hati yang mau memohon ampun dalam tiap aturanNya yang mungkin saja tidak kita ketahui hingga kita langgar.

Memohon ampun pula atas hari penuh kesia-siaan yang tak kita hindari tapi sering kita sesali dan dalam tingkah yang mengedepankan nafsu juga segala nikmat nafas, makanan, senja yang gerimis serta pelangi yang melengkung di langit. Beragam hal karena sudah dianggap wajar sehingga lupa menjadikannya pelajaran agar hati mampu bersyukur serta semua titipan yang kadangkala tidak kita gunakan sesuai permintaaNya.

Seperti halnya kebahagiaan dan nikmat yang telah Ia berikan, kita pun tak mampu menghitung seluruh kesalahan karena sudah terlalu banyak. Kalaulah Allah ingin menampakkan segala aib sekian tahun silam hingga detik ini dihadapan manusia barangkali tak ada satu pun yang ingin melihat rupa kita.

Duhai diri perlulah bertanya pada diri sendiri,
Sudah seberapa jauhkah dirimu dariNya?
Masih adakah sisipan perasaan  bangga serta menganggap diri lebih dari orang lain?
Semoga saja tidak. Semoga serta merta luruh saat mengetahuinya mulai tumbuh.


“Ya Allah, tiada Tuhan selainMu..
kuberlindung padaMU dari segala salah,
ampuni segala dosaku..”


april, masih membaca diri.
VCY, sisiungu

6 komentar:

Dini Haiti Zulfany said...

Kesalahan kita terlalu banyak sampai tak bisa dihitung :(

NikmatNya pun terlampau banyak tak terhitung, sebanyak ampunanNya yang saaaangat luas.

sisiungu said...

benar sekali dear :)

Putri Biru said...

mari kita berbenah diri...

sisiungu said...

iya :)

arya.poetra said...

Dan tak ingatkah kita kepada satu manusia termulia itu? Beliau, yang dijuluki Al-Amin.. Beliau, yang diutus tuk menjadi Rahmatan lil Alamin? Terjamin kemulian untuknya, pun beliau tak lupa. Ratusan kali bibirnya basah oleh Istigfar..

Lalu, kita yang penuh kekurangan ini, masihkah berkeras untuk sombong?
Syukran, postingannya mengingatkan kembali. Mari, berhenti sejenak tuk memaknai.. :)

sisiungu said...

sama2, juga mengajari diri saya sendiri :)