Tanpamu kala hujan
; perempuan seraut wajah
Kita dan setumpuk cerita lalu
kau yang memburuku dengan kisah senja
mengajari membuka lipatan asa
belajar bahasa angin yang setia menawar kesejukan
lalu bernyanyi bersama dengan irama sesuka hati
kita dan tawa terbahak di perjalanan
melewati sore menanti pelangi
menatap gerimis di warung makan
menunggu hujan di mesjid perempatan
kini seperti ada yang sudah selesai
dekat namun berjarak
Hari ini baca wajahku
aku tak sedang merindu hujan
kaki berjinjit melompati aliran air
menyusuri jalan membaca bahasa angin, sendiri
juga tak lagi dibawah payung yang sama meneduhkan
dan sudah terbiasa tanpamu, tanpa seorang sahabat
tak bersisian kala hujan
Pontianak, 07.07.2010
sisiUngu, seolah sendiri.
2 komentar:
yuk berdoa hujan turun^^
ayuk, lalu
Berteduh di payung yang sama :)
Post a Comment